Shingle Creek Chevon, perusahaan pemasok daging kambing asal Otago Tengah, Selandia Baru segera mengekspor daging kambing sebanyak 20,000 ekor guna memenuhi permintaan dari jaringan restoran di Korea Selatan dan China, ungkap berita yang dirilis Stuff.co.nz (08/11/17).
Shingle Creek Chevon yang didirikan tahun 2010, mengkhususkan memasok daging kambing premium untuk konsumen online restoran dan kafe kelas atas di Selandia Baru dan juga mulai merambah pasar ekspor, dengan minimum bobot karkas seberat 14 kg dengan usia antara enam bulan sampai 3 tahun.
Rencananya Shingle Creek akan melakukan uji coba pengiriman sebanyak empat kali masing-masing antara 100 dan 150 kambing, dengan kelompok pertama dikirim pada awal Desember.
Sebagian besar daging kambing sudah terjual, dan akan didistribusikan mitra pemasaran di luar negeri, ke restauran kelas atas di Korea Selatan dan China.
Berdasarkan laporan Federated Farmers of New Zealand Inc, yang dirilis Maret 2017, dalam tiga tahun terakhir jumlah kambing yang diekspor mengalami penurunan dari 89,703 ekor pada tahun 2014, turun menjadi 88,084 ekor di tahun 2015 dan 77,376 ekor di tahun 2016.
Saat ini, ada sekitar sembilan perusahaan yang mendapat izin Pemerintah Selandia Baru untuk mengekspor daging kambing ke sekitar 20 negara seperti Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Bahrain.
Sementara untuk skala global, Australia merupakan negara pengekspor kambing paling besar, yakni sekitar 50 persen atau 26,794 ton senilai US$ 200.5 juta, dengan pasar paling besar yakni Amerika Serikat yang menyerap 17,807 ton dengan nilai US$ 138.4 juta dipicu peningkatan dari konsumen Muslim, Hispanik dan asal Karibia yang berdomisili di New York, Washington DC, Miami, Fort lauderdale, San Fransisco, Houston, Los Angeles, Chicago and Boston.
Sedangkan pasar ekspor kedua terbesar yakni Taiwan dengan nilai US$ 18.1 juta diikuti Trinidad and Tobago yang mengimpor daging kambing sebanyak 1,765 ton senilai US$ 12.3 juta, dan Korea Selatan serta Kanada sebanyak 1,109 ton dengan nilai US$ 8.9 juta.
Sementara di Afrika, Ethiopia merupakan salah satu negara pengekspor kambing, yang sebanyak 60% ditujukan ke Uni Emirat Arab, dan 38% ke Arab Saudi, dengan pengiriman lebih dari 50 ton setiap harinya.