KDI Nilai Konsumsi Daring Naik, Laju Inflasi Turun Tapi Lapangan Kerja Juga Turun

JURNAL GLOBAL – Hasil kajian yang dilakukan lembaga penelitian Korea Selatan mendapatkan bahwa seiring meningkatnya konsumsi daring, hal itu berdampak pada penurunan laju inflasi harga konsumen, tetapi lapangan pekerjaan akan menurun, terutama di industri akomodasi dan jasa makanan serta industri grosir dan eceran.

Korea Development Institute (KDI) mengumumkan hasil kajiannya pada Selasa (29/10) bertajuk ‘Dampak Perluasan Konsumsi Daring terhadap Harga dan Lapangan Pekerjaan.’

Menurut KDI, ketika pangsa konsumsi daring meningkat 1 persen poin, jumlah rata-rata tahunan orang yang bekerja menurun 34.000 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga >> Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau melalui Pemantauan Emisi Berkelanjutan

Sementara jumlah orang yang bekerja menurun 23.000 di industri akomodasi dan jasa makanan dan 19.000 di industri grosir dan eceran, jumlah orang yang bekerja meningkat 8.000 di industri transportasi dan pergudangan. Tidak ada dampak signifikan terhadap lapangan pekerjaan di industri lain.

Seiring meluasnya belanja daring, hal ini dianalisa akan menyebabkan penurunan aktivitas pembelian offline dan makan di luar, yang akan memengaruhi pekerja terkait.

Kim Ji-yeon, kepala Divisi Prospek Kantor Prospek Ekonomi KDI, menjelaskan, “Terdapat dampak penciptaan lapangan kerja di industri transportasi dan pergudangan, termasuk pekerjaan di sektor kurir dan logistik, tetapi hanya sedikit mengurangi penurunan di industri layanan offline.”

Baca juga >> Menteri Desa PDT Siapkan Pelaksanaan Hilirisasi Versi Produk Olahan yang Dihasilkan Desa

Dampak berantai ketenagakerjaan juga menunjukkan perbedaan menurut industri. Ketika proporsi konsumsi daring meningkat sebesar 1% poin, penurunan lapangan kerja maksimum di industri akomodasi dan restoran dan industri grosir dan eceran, yaitu sebesar 27.000, tetapi dampak setelahnya lebih lama di industri akomodasi dan restoran.

Hal ini karena industri grosir dan eceran terkadang berjualan daring, yang sebagian mengimbangi dampak berantai negatif pada lapangan kerja. Di industri transportasi dan pergudangan, peningkatan proporsi konsumsi daring berdampak pada peningkatan jumlah orang yang bekerja sebanyak 17.000 dalam jangka pendek.

Perluasan konsumsi daring berdampak negatif terhadap lapangan kerja, tetapi juga berperan sebagai faktor penurunan harga. Menurut analisis KDI, ketika proporsi konsumsi daring meningkat sebesar 1 poin persentase, laju inflasi barang pada tahun yang sama akan turun sekitar 0,07 poin persentase.

Dengan menggunakan bobot barang (44,8%) dalam indeks harga konsumen, perluasan konsumsi daring terbukti telah menurunkan harga konsumen sekitar 1,1% dari tahun 2017 hingga tahun 2024.

Hal ini disebabkan penjualan daring mengurangi tahapan distribusi dan mengurangi biaya perawatan toko serta biaya tenaga kerja, sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih rendah daripada penjualan offline.

Volume transaksi belanja daring sekitar 14% dari total penjualan eceran pada tahun 2017, tetapi melonjak menjadi 27% pada kuartal kedua tahun 2024. KDI menjelaskan bahwa fakta volume transaksi belanja daring terus meningkat meskipun pembatasan sosial akibat COVID-19 telah berakhir menunjukkan bahwa peralihan konsumsi ke daring bukanlah perubahan sementara.

Selanjutnya Kim Ji-yeon mengatakan, “Kita perlu mendukung perluasan saluran penjualan daring bagi pekerja grosir dan eceran tradisional, sekaligus memperkuat pelatihan ulang bagi pekerja di sektor yang sedang menurun untuk membantu mereka bertransisi dengan lancar.”

Ia menambahkan, “Mempertimbangkan pertumbuhan sektor kurir dan logistik serta meningkatnya proporsi pekerja dengan jenis dan karakteristik pekerjaan yang berbeda, seperti posisi pekerjaan khusus, kita perlu merancang rencana pembangunan jaring pengaman sosial yang lebih efektif.”

redaksi@jurnalbisnis.com