Pemerintah Jaga Keseimbangan Harga Pangan di Tingkat Produsen dan Konsumen Tetap Stabil

KABAR BAPANAS – Upaya pengendalian inflasi sebesar 2,5 (+-1)% terus dilakukan pemerintah bersama stakeholders terkait, sesuai target Presiden Joko Widodo. Tingkat inflasi -0,12% (mtm) pada September 2024 menambah panjang deretan deflasi yang terjadi selama 5 bulan berturut-turut.

Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Sarwo Edhy dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah di Kemendagri, Senin (07/10) memaparkan upaya pengendalian inflasi yang dilaksanakan cukup efektif dalam menjaga laju inflasi komponen bergejolak (volatile food). Sementara untuk menjaga harga tidak jatuh, pemerintah menyerap hasil panen petani melalui BUMN Pangan.

Baca juga >> Menkeu Soroti Inisiatif RCE Agar Jajaran Kemenkeu di Daerah Paham Kebutuhan Ekonomi Lokal

“Berdasarkan Rakor hari Jumat, 6 September 2024 diketahui petani bawang merah masih mengalami panen raya, bahkan surplus pada bulan Agustus-September dengan kuantiti mencapai 330.000 ton. Ini juga diputuskan dalam rapat berikutnya agar BUMN dapat menyerap dengan harga layak untuk disimpan dalam cold storage selama tiga bulan,” jelas Sarwo.

Dalam kesempatan ini Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa deflasi yang terjadi lebih dikarenakan oleh terkendalinya harga pangan karena adanya panen di sejumlah wilayah, di samping upaya stakeholders dalam mengendalikan inflasi. Alhasil, inflasi volatile food memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pembentukan angka deflasi September 2024.

Baca juga >> Forum Bisnis Indonesia – Asia Selatan dan Tengah Raup Transaksi US$ 8,33 Miliar

Untuk itu Tito meminta seluruh PJ Kepala Daerah untuk tetap berupaya menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen dan konsumen, antara lain dengan menyerap hasil panen petani dan peternak sebagai cadangan pangan maupun dengan menggelar operasi pasar stabilisasi harga pangan.

“Saya mohon dengan segala hormat rekan-rekan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Data kota dan kabupaten pun kita memiliki dari Badan Pusat Statistik, ini untuk melakukan introspeksi masing-masing, terutama (harga pangan) yang tinggi-tinggi.” ujar Mendagri.

Baca juga >> Menko Perekonomian & Wakil PM Singapura Bahas Program Tech:X Pilot dan Rencana Gabung CP TPP

Adapun Nilai Tukar Petani (NTP) September 2024 sebesar 120,30% ditopang oleh NTP Tanaman Pangan 110,25% (naik 1,01%), Hortikultura 108,46% (turun 6,41%), dan Peternakan 102,25% (turun 0,12%). Komoditas penyumbang penurunan NTP antara lain cabai merah, cabai rawit, dan tomat sayur.

redaksi@jurnalbisnis.com