Linking Locals to Global Series Sulawesi Barat: Memfasilitasi Pelaku Usaha Lokal menggarap Pasar Asia Pasifik dan Afrika
BERITA KEMENLU – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Linking Locals to Global (LLG) Series Sulawesi Barat secara hybrid di Grand Maleo Hotel, Mamuju (3/10). Acara ini bertujuan untuk mempertemukan para pemangku kepentingan di Sulawesi Barat, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan akademisi dengan Perwakilan dan Misi Dagang RI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika guna mengidentifikasi hambatan-hambatan yang menghalangi masuknya investasi ke Sulawesi Barat serta potensi pelaku usaha Sulawesi Barat untuk memperluas pasar ke kawasan Asia Pasifik dan Afrika.
Pada sambutan pembuka, Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik Afrika, Trisari Dyah Paramita, menjelaskan bahwa LLG merupakan implementasi konkret dari sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dan berharap kegiatan ini dapat memajukan diplomasi ekonomi, terutama dalam skema UMKM dan BUMN Go Global. Inisiatif ini juga diharapkan mampu memperluas akses pasar pelaku usaha lokal ke kawasan Asia Pasifik dan Afrika melalui bantuan Perwakilan RI di luar negeri.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Dr. Muhammad Idris, menekankan pentingnya kemitraan dengan investor asing, peningkatan infrastruktur, dan konektivitas wilayah dalam mendorong kesuksesan usaha lokal untuk mendunia. Menurutnya, kerja sama yang baik antara pemerintah dan sektor swasta juga sangat penting untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Dalam sesi paparan, Plh. Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Sulawesi Barat, Mochamad Ali Chandra, menyampaikan potensi Sulawesi Barat sebagai mitra investasi dan perdagangan, menimbang lokasinya yang strategis di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
Sektor perkebunan seperti kakao, kelapa, kopi, sawit, dan jagung, serta sektor perikanan dan peternakan, menjadi komoditas unggulan. Selain itu, sektor pertambangan seperti emas, mangan, dan tembaga juga memiliki peluang besar untuk menarik investasi asing.
Dari sudut pandang investor asing, IIPC Abu Dhabi menyoroti pentingnya sektor perikanan di Sulawesi Barat, mengingat potensi besar yang dimiliki daerah ini dengan garis pantai yang panjang.
Dalam menarik investor dari kawasan Timur Tengah, IIPC Abu Dhabi menyarankan agar pelaku usaha lokal dapat memperkuat keunggulan kompetitif dan layanan investasi secara end-to-end.
Sementara itu, ITPC Sydney memaparkan peluang perdagangan dengan Australia yang dapat memanfaatkan kerangka kerja sama seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Namun, ditekankan bahwa Australia memiliki regulasi ketat, terutama terhadap produk-produk perkebunan, seperti kakao dan pisang, yang harus melalui uji laboratorium sebelum dapat memasuki pasar Australia.
Sehingga, disarankan agar pelaku usaha lokal dapat mengenali produknya secara utuh serta memerhatikan aturan dan etika bisnis yang diterapkan di Australia.
Pada sesi diskusi, para pelaku usaha dari Sulawesi Barat berinteraksi langsung dengan perwakilan dari IIPC Abu Dhabi, ITPC Sydney, dan beberapa Perwakilan RI lainnya. Diskusi ini membantu pelaku usaha memahami mekanisme perdagangan internasional, standar sertifikasi, serta regulasi yang perlu dipenuhi untuk dapat bersaing di pasar global.
Para peserta juga berbagi pandangan mengenai tantangan yang mereka hadapi seperti butuhnya investasi asing untuk meningkatkan infrastruktur konektivitas strategis seperti pelabuhan dalam meningkatkan daya saing produk mereka di pasar internasional.
Dalam sesi penutupan, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Vahd Nabyl Achmad Mulachela mengharapkan bahwa kegiatan dapat berkelanjutan dan memiliki manfaat jangka panjang. Ia berharap hasilnya dapat menjadi bermanfaat bagi semua.
redaksi@jurnalbisnis.com