JURNAL BISNIS – CKD OTTO (PT CKD OTTO Pharmaceuticals), perusahaan patungan yang mengkhususkan pada pengembangan dan produksi obat antikanker yang pabriknya berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, menerima manfaat pajak untuk ekspor, dan diproyeksikan mengalami kenaikan penjualan dan laba.
Menurut informasi yang dilansir laman Direktorat Jenderal Bea Cukai pada Selasa (15/10), CKD OTTO pada 4 Oktober telah mendapatkan izin fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
KITE adalah sistem yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk mempromosikan manufaktur lokal. Perusahaan yang menerima persetujuan KITE dibebaskan dari atau menerima pengembalian bea masuk dan pajak pertambahan nilai saat mengimpor bahan baku untuk tujuan memproduksi produk untuk ekspor.
Sistem ini berguna bagi perusahaan yang menjual di dalam negeri dan mengekspor secara bersamaan, seperti CKD OTTO, karena dapat mengurangi biaya produksi dan menikmati manfaat pajak yang serupa dengan perusahaan berikat.
“CKD OTTO memproduksi obat-obatan berkualitas tinggi yang dijual di Asia Tenggara, Jepang, dan Eropa, dan dengan lisensi KITE, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jangkauan distribusi,” kata Rusman Hadi, Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jakarta.
CKD OTTO didirikan tahun 2015 sebagai usaha patungan antara Chong Kun Dang Pharma dan perusahaan farmasi OTTO. Chong Kun Dang berencana membangun pabrik obat antikanker di Indonesia, negara dengan populasi besar sebagai pasar utama, dan juga berekspansi ke negara-negara lainnya.
CKD OTTO menyelesaikan pembangunan pabrik obat antikanker pada tahun 2019 dan mulai memproduksi produk. Pada tahun 2022, perusahaan menandatangani kontrak ekspor senilai USD 32 juta atau sekitar Rp 496 miliar dengan perusahaan farmasi Aljazair Saidal. Diputuskan untuk mengekspor beberapa obat antikanker ke Saidal terlebih dahulu dan kemudian mentransfer teknologi sehingga Saidal dapat memproduksi produk tersebut secara lokal setelah pabriknya selesai.
Seiring dengan beroperasinya pabrik obat antikanker secara penuh dan semakin meningkatnya aktivitas global, grafik kinerja CKD OTTO juga meningkat dari hari ke hari. Penjualan perusahaan hanya berada di kisaran 800 juta won atau sekitar Rp 9 miliar pada tahun 2019, tetapi meningkat menjadi 16,1 miliar won atau Rp 181,93 miliar pada tahun 2022, dan memasuki kisaran 20 miliar won atau Rp 226 miliar pada tahun 2023.
Dan yang paling penting adalah sisi profitabilitasnya. CKD OTTO terus menerus mengalami kerugian bersih sejak didirikan, tetapi akhirnya mencapai titik balik dengan laba bersih sebesar 3,6 miliar won atau Rp 40,68 miliar pada tahun 2023.
Khususnya, tahun ini, peningkatan kinerja telah berjalan lancar. CKD OTTO mencatat penjualan sebesar 20 miliar won atau Rp 226 miliar dan laba bersih sebesar 9,2 miliar won atau Rp 103,96 miliar pada paruh pertama tahun 2024. Hanya dalam setengah tahun, total penjualannya berhasil menyamai total penjualan tahun 2023 dan menunjukkan margin laba yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
Chong Kun Dang, yang memiliki 70% saham di CKD OTTO, mencatatkan nilai saham sekitar 6,3 miliar won atau Rp 71,19 miliar pada paruh pertama tahun ini.
redaksi@jurnalbisnis.com