(Tangerang) PT Angkasa Pura II (Persero) memperkenalkan dua anak perusahaan baru yakni PT Angkasa Pura Kargo dan PT Angkasa Pura Propertindo, yang sejalan dengan dilakukannya penataan strategi pada level corporate dan business serta bagian dari inisiatif perusahaan untuk menerapkan program “Triple-GB”, yaitu Getting Bigger, Getting Broader, Getting Better.
Size of the company getting bigger atau menjadikan AP II lebih besar secara ukuran bisnis karena perusahaan masih memiliki ruang yang cukup untuk melakukan pengembangan bisnis. Scope of business getting broader atau memperluas cakupan bisnis perusahaan, dalam hal ini AP II akan mengeksplorasi peluang bisnis untuk mencapai dan melampaui target yang ditetapkan Kementerian BUMN.
Skills of human resources getting better atau meningkatkan keahlian/kompetensi dari SDM, di mana pengembangan kemampuan dan keahlian SDM juga harus sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan serta mengikuti standar global.
Terkait dengan anak usaha baru, PT Angkasa Pura Propertindo fokus pada pengembangan kawasan bisnis terintegrasi atau integrated business park, lalu Hotel & MICE, pergudangan, dan fasilitas properti penunjang operasional maskapai.
PT Angkasa Pura Propertindo juga menyediakan jasa pengelolaan Hotel & MICE, pengelolaan gedung, pengelolaan lahan atau gedung parkir, dan memberikan konsultasi bisnis properti di bandara.
Adapun PT Angkasa Pura Kargo akan fokus pada jasa pelayanan di bidang kargo dan logistik sebagai operator terminal kargo.
Wilayah operasional kedua anak usaha tidak sebatas hanya di bandara di bawah lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero) selaku induk usaha namun juga di bandara-bandara yang dikelola oleh pihak lain.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, “Tujuan pembentukan dua anak usaha baru ini adalah memperluas portofolio bisnis AP II guna
meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis non-aero dan kargo. Saat ini pendapatan perseroan sekitar 60%-70% berasal dari bisnis aero seperti passenger service charge, biaya pendaratan pesawat, dan pemakaian garbarata.”
Tahun 2016 ini saja, proyeksi pendapatan 3 (tiga) anak perusahaan AP II sebesar kurang lebih Rp 500 miliar.
“Ke depan, seperti halnya bandara-bandara berkelas dunia, kami akan memaksimalkan pendapatan dari bisnis non-aero dan kargo sehingga pada tahun 2018 dapat berkontribusi hingga mencapai 50% atau bahkan lebih terhadap totap pendapatan perusahaan,” jelas Muhammad Awaluddin.
Direktur PT Angkasa Pura Propertindo Wisnu Raharjo menuturkan, “Dalam 4 tahun mendatang atau hingga 2020, Angkasa Pura Propertindo memiliki tiga program strategis
yakni mengembangkan Soekarno-Hatta Airport City, lalu Kualanamu Airport City, dan Sultan Syarif Kasim II Airport City sehingga tiga bandara itu akan menjadi kawasan bisnis terintegrasi.”
Direktur Utama PT Angkasa Pura Kargo Denny Fikri mengatakan, “Selaku pengelola terminal kargo, Angkasa Pura Kargo siap berkompetisi menjadi yang terbaik di tingkat
regional dengan mengedepankan keamanan, keselamatan, serta pelayanan dalam proses bisnis yang kami lakukan.”
Melalui berdirinya PT Angkasa Pura Propertindo dan PT Angkasa Pura Kargo, maka AP II saat ini memiliki tiga anak usaha dengan kepemilikan penuh setelah sebelumnya sudah beroperasi terlebih dahulu PT Angkasa Pura Solusi yang mengelola lounge di bandara, bisnis Information Communication & Technology, manajemen kebersihan gedung terminal bandara, pelatihan personil aviation security, dan manajemen ritel.
Adapun ketiga anak usaha AP II tersebut kini menggunakan logo yang serupa dan hanya dibedakan sesuai dengan fokus bisnis masing-masing.