Semester 1-2016 : Pendapatan Tunas Baru Lampung Naik 6%

(Jakarta) PT Tunas Baru Lampung Tbk. mencatat kenaikan penjualan senilai Rp 2.91 triliun atau naik sebesar 6,98 persen pada paruh pertama 2016, yang tumbuh 6.98 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 dengan nilai Rp 2.72 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Rabu (24/08), disebutkan beban pokok penjualan naik tipis menjadi Rp2,15 triliun dari sebelumnya Rp2,12 triliun sehingga laba kotor menjadi Rp765,27 miliar atau naik 27,54 persen dari periode yang sama di tahun 2015 senilai Rp 600,03 miliar.

Selain itu beban umum dan administrasi mengalami kenaikan menjadi Rp149,65 miliar dari sebelumnya Rp111,12 miliar. Kemudian, beban keuangan juga naik menjadi Rp130,27 miliar dari Rp104.29 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Pada semester satu 2016, perseroan mendapat laba dari selisih kurs mata uang asing senilai Rp33,85 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu dari selisih kurs mencatatkan kerugian senilai Rp94,46 miliar.

Sebelumnya PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada akhir Juni silam menurunkan peringkat PT Tunas Baru Lampung Tbk menjadi idA- (single A minus) dari sebelumnya idA (single A) dengan prospek perusahaan stabil.

Dalam siaran persnya Pefindo menjelaskan selain peringkat yang dipangkas, peringkat obligasi II 2012 juga diturunkan, dan MTN I 2014 ikut turun menjadi idA- dari sebelumnya idA, yang mencerminkan pelemahan arus kas perusahaan akibat penurunan harga minyak kelapa sawit dan memanjangnya periode piutang.

Tunas Baru Lampung memproduksi CPO dan produk turunannya, yang area operasinya sebagian besar berlokasi di Sumatra Selatan dan Kalimantan Barat dengan area tanaman seluas 61.652 hektar yang terdiri dari 52.602 ha perkebunan kelapa sawit dan 8.970 ha perkebunan tebu, serta pabrik penyulingan gula dan saat ini sedang membangun pabrik gula baru di Lampung.

Sampai tanggal 31 Maret 2016, pemegang saham perusahaan terdiri atas PT Sungai Budi 26,5 persen, PT Budi Delta Swakarya 27,8 persen, dan lain-lain, termasuk publik 45,7 persen.