(Jakarta) PT Pertamina mencatatkan laba bersih dengan nilai US$ 1.83 miliar pada semester I tahun 2016, atau naik 221 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015, ketika itu sebesar US$ 570 juta. Sementara pendapatan di paruh pertama tahun 2016 anjlok sebesar 21 persen menjadi US$17.9 miliar dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015 sebesar US$ 21.79 miliar. Namun, laba operasi naik 110% dari US$ 1.56 miliar di semester 1 2015 menjadi US$ 3.28 miliar pada periode yang sama di 2016.
“Dengan kondisi keuangan terkini, perusahaan siap menjalankan berbagai aksi korporasi seperti pembangunan kilang dan akuisisi aset blok minyak dan gas bumi,” ujar Arief Budiman, Direktur Keuangan PT Pertamina dalam jumpa pers mengenai laporan kinerja keuangan perusahaan, Kamis (25/08) di Jakarta.
Sementara realisasi belanja modal hingga saat ini sudah melebihi US$ 1 miliar, dari proyeksi keseluruhan untuk tahun 2016 yang sebesar US$ 3.5 miliar, karena proyek pembangunan pipa dan penguasaan aset hulu migas baru akan dimulai pada kuartal tiga dan kuartal empat tahun ini.
Pada semester 1-2016, kinerja sektor hilir perseroan mengalami kenaikan, dengan penjualan BBM mencapai 31.6 juta kiloliter atau naik sekitar 5.3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara produk baru perseroan yaitu Pertalite telah terjual 1.2 juta kl selama paruh pertama tahun ini, dan produk baru lainnya Pertamax Turbo juga turut menambah volume penjualan BBM.
Selain itu, sejumlah proyek infrastruktur migas juga terus berjalan seperti proyek pipa gas ruas Arun—Belawan—KlM— KEK, Muara Karang—Muara Tawar, Gresik—Semarang, dan Porong—Grati yang pengerjaannya telah mencapai lebih dari 80 persen. Sedangkan pembangunan Kilang Balikpapan saat ini sudah memasuki fase penuntasan basic engineering design (BED).
Untuk produksi minyak dan gas bumi selama semester I/2016 mencapai 640.000 barel setara minyak per hari (boepd) yang terdiri dari minyak sebanyak 305.000 boepd dan gas sebanyak 1.938 mmscfd.