Antam Catat Laba Bersih Rp 11.03 Miliar

(Jakarta) PT Aneka Tambang Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 11.03 triliun sepanjang semester I-2016, sementara penjualan perseroan tercatat Rp 4.16 triliun, turun 47 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni senilai Rp 7.85 triliun.

Penjualan komoditas emas menjadi kontributor terbesar dengan kontribusi 68 persen atau senilai Rp 2.84 triliun dengan volume 5.392 kilogram. Selanjutnya, feronikel dengan nilai Rp 950 miliar atau 23 persen dari total penjualan dengan volume 8.092 kilogram.

“Harga komoditas yang masih berfluktuasi pada semester I-2016, mendorong perseroan mengambil kebijakan optimalisasi kinerja operasional dan inovasi pada upaya-upaya perolehan pendapatan kunci agar arus kas perusahaan tetap sehat,” ujar Tedy Badrujaman, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk, (02/09).

Meskipun baru setengah dari target penjualan yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 yang sebesar 10 ton dengan komposisi penjualan 60 persen domestik dan 40 persen ekspor, saat ini, Antam terus mengembangkan pasar ekspor emas dengan beberapa pasar yang dijajaki, antara lain Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab dan beberapa negara di Afrika.

Untuk pasar domestik, salah satu strategi yang dilakukan dengan membuka butik logam mulia di kota-kota baru. Pada awal tahun ini, dua butik Antam telah dibuka di Yogyakarta dan Denpansar, yang diharapkan penjualan melalui butik ini berkontribusi hingga 30 persen dari total penjualan emas secara nasional.

Selain itu, sepanjang semester I-2016, seiring dengan perkembangan industri smelter nasional dan meningkatnya permintaan bijih nikel domestik, Antam telah melakukan penjualan bijih nikel untuk memenuhi kebutuhan bahan baku smelter nikel pihak ketiga.

Sementara mengenai konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) terus berjalan dengan baik setelah proses rights issue di akhir tahun 2015. Sedangkan untuk proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) yang akan selesai di tahun 2016 sudah mencapai 99,69 persen. P3FP akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel dari 18.000-20.000 TNi menjadi 27.000-30.000 TNi per tahun.