Travelio Dapat Suntikan Dana US$ 2 Juta

(Jakarta) Situs pemesanan akomodasi Travelio, yang dikelola PT Horizon Internusa Persada yang merupakan anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk, mendapat suntikan dana senilai US$ 2 juta, yang akan digunakan untuk memperluas penawaran akomodasi, pengembangan produk, menambah jangkauan pasar, dan menambah jumlah pegawai.

Untuk pendanaan kali ini, yang dipimpin Gobi Partners, perusahaan modal ventura asal Shanghai, Cina serta sejumlah investor yang telah lebih dulu terlibat seperti Anthill Ventures dari Singapura, salah satu direksi Kuok Group dari Malaysia, salah satu mitra di Proxima Ventures, dan CEO dari Travel+Leisure Magazine.

“Pendanaan dari Gobi Partners akan membantu perusahaan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan meningkatkan listing properti sampai dua kali lipat baik di Indonesia maupun di mancanegara, dan juga kami mempunyai kemitraan yang kuat dengan sejumlah hotel terkenal seperti ShangriLa, Banyan Tree, dan Melia,” ujar Hendry Rusli, Managing Director Travelio, akhir Agustus silam.

Travelio dirilis pada Maret 2015, sebagai platform untuk mencari berbagai ragam akomodasi termasuk apartemen, villa, rumah dan hotel, dengan target konsumen yakni kalangan kelas menengah usia 20 sampai 45 tahun.

Pada pertengahan 2015 silam, Christina Suriadjaja, Co-founder dan Chief Strategy Officer Travelio menjelaskan perusahaannya menawarkan konsep baru dalam pemesanan unit properti yakni dengan sistem tawar menawar untuk mendapatkan harga terendah.

Menurut Christina, konsumen dapat melakukan proses penawaran hingga 10 kali untuk unit properti yang sama dalam satu hari, dan Travelio menerapkan sistem auto approved rate yang akan memberikan tiga kemungkinan respon terhadap tawaran harga yang diajukan konsumen.

Pertama, instant approval yakni jika harga yang diajukan konsumen sesuai atau lebih tinggi dari auto approved rate, yang akan langsung diterima. Kedua, manual approval yakni jika harga yang diajukan lebih rendah dari auto approved rate namun masih dikisaran tarif. Konsumen harus menunggu maksimal 24 jam untuk dapat persetujuan dari pengelola properti, dan ketiga, Auto reject yakni jika penawaran yang diajukan lebih rendah dari bottom rate.

Lebih lanjut Christina menjelaskan, dalam sebulan ada lebih dari 25 ribu penawaran yang masuk, dengan rata-rata konsumen adalah pelaku perjalanan bisnis untuk trip dua malam.

“Pertumbuhan bisnisnya sangat tinggi, diatas 300 persen, dan kami optimis masih bisa ditingkatkan karena prospek online hotel booking di Indonesia masih sangat bagus karena belum ada market leadernya,” ucap Christina kala itu.

Saat ini, ada sebanyak 12.000 properti di 14 negara yang terdaftar di listing Travelio, termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Jepang, Cina, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Makao, Australia dan Selandia Baru.