(Jakarta) PT Sarana Menara Nusantara, perusahaan investasi dan jasa penunjang telekomunikasi selular, pada semester 1-2016 membukukan pendapatan sebesar Rp 2.42 triliun, atau naik 13 persen dibanding periode yang sama di tahun 2015, ketika itu senilai Rp 2.14 triliun.
Nilai pendapatan terbesar berasal dari sewa menara, yang sebesar Rp 2.34 triliun, untuk M-WIFO dan internet Rp 27.3 miliar, dan jasa VSAT Rp 53 miliar.
Sementara untuk laba, juga terjadi peningkatan dibanding paruh pertama 2015, yang naik sebesar 12 persen dari Rp 1.17 triliun menjadi Rp 1.32 triliun.
Untuk menunjang kinerja perusahaan, Sarana Menara Nusantara juga terus meningkatkan jaringan infrastrukturnya dengan melakukan akuisisi 2.500 unit menara milik XL Axiata, yang dilakukan melalui anak perusahaannya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), dengan nilai transaksi Rp 3.65 triliun.
Adam Gifari, Wakil Presiden Direktur PT Sarana Menara Nusantara Tbk pada pertengahan Juli silam mengungkapkan,”Pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan pemerintah sangat berdampak positif bagi perusahaan, karena memiliki multiplier effect bagi industri telekomunikasi dan sesudah transaksi menara XL Axiata, perusahaan akan terus mencari peluang investasi lainnya.”
Pada tahun 2015, PT Sarana Menara Nusantara membukukan laba bersih sebesar Rp 2.96 triliun atau melonjak 168.97 persen dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp 1.1 triliun.
Sementara untuk pendapatan di tahun yang sama juga meningkat dari Rp 4.1 triliun di tahun 2014 menjadi Rp 4.47 triliun di tahun 2015, naik sebanyak 8.86 persen dengan penyumbang pendapatan sebesar 38 persen berasal dari PT Hutchinson 3 Indonesia, dan 20 persen masing-masing berasal dari PT Telekomunikasi Seluler dan PT XL Axiata Tbk.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk, yang merupakan unit usaha dalam Grup Djarum, berdiri sejak tahun 2008, dan saat ini mengelola sebanyak 14.500 unit menara, dengan komposisi kepemilikan saham yakni PT Sapta Adhikari Investama 32.72 persen, dan publik sebesar 67.28 persen.