
Jurnalbisnis – Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) diproyeksikan siap beroperasi pada kuartal II-2021 yang ditujukan untuk melakukan terobosan dalam mengundang investasi asing.
Sebagai langkah pendahuluan pada kuartal I-2021, rencananya LPI akan menyiapkan standard operating procedure (SOP), dan pada kuartal II-2021, mulai menyalurkan investasi yang ditanamkan para investor.
“Kita berharap Q1 sudah ada kegiatan internal untuk siapkan SOP. Kalau kegiatan investasi mungkin Q2 diharapkan mulai ada kegiatannya. Dan berharap punya aliran dana masuk untuk investasi Indonesia,” kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta dalam Media Briefing, Jumat (18/12).
LPI dibentuk untuk mengelola dan mengoptimalkan nilai investasi negara dalam jangka panjang. Sebagai modal awal, negara akan menyuntik sebesar Rp 75 triliun. Tahun ini, lewat APBN 2020, pemerintah baru menyalurkan Rp 15 triliun.
Untuk dana modal sisanya yang sebesar Rp 60 triliun, kemungkinan negara akan menambahkannya melalui APBN 2021 atau bisa juga lewat aset dari BUMN.
Menurut dokumen Kementeriann BUMN, hal itu disebabkan terbatasnya kapasitas pembiayaan pemerintah baik fiskal maupun melalui BUMN untuk membiayai investasi, dan peningkatan jumlah dan nilai investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.