
Jurnalbisnis – Meski tidak ada hubungan diplomatik langsung, ekspor asal Indonesia terus berjalan, salah satunya adalah pengiriman produk tepung kelapa ke Israel pada akhir Desember 2020 dari Provinsi Sulawesi Utara.
“Tepung kelapa yang diekspor ke Israel sebanyak 26 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 49.790 dolar Amerika Serikat (AS),” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Edwin Kindangen dikutip dari Antara Manado, Selasa (29/12).
Menurut Edwin, Israel masuk kategori pasar non tradisional, namun mampu dioptimalkan pelaku usaha di daerah ini sehingga berkembang, yang ditandai dengan permintaan pembeli dari negara tersebut terus bertambah dari tahun ke tahun.
Tepung kelapa merupakan komoditas unggulan sulut yang menempati ranking kelima sebagai penyumbang devisa terbesar bagi daerah ini sejak tahun 2011.
Selain tepung kelapa, berdasarkan data International Trade Center, ada 59 kelompok produk yang diekspor ke Israel, termasuk didalamnya komoditas pertanian maupun tambang hingga barang-barang hasil industri manufaktur seperti mesin, yang pada tahun 2019 nilainya mencapai US$ 120.3 juta.
Namun produk yang paling tinggi nilai ekspornya adalah minyak dan lemak nabati maupun hewani senilai US$ 27,5 juta dan cokelat senilai US$ 13,1 juta. Pangsa ekspor kedua produk tersebut mencapai sepertiga dari total ekspor RI ke Israel.
Dalam lima tahun terakhir (2015-2019) rata-rata nilai perdagangan bilateral Indonesia-Israel tercatat mencapai US$ 191.55 juta yang setara dengan Rp 2,68 triliun.