Reaktivasi Jalur KA Jawa Barat Permudah Akses Wisata dan Logistik

Dalam rangka melayani lebih banyak masyarakat, PT Kereta Api Indonesia (Persero) didukung oleh pemerintah pusat dan daerah, akan mereaktivasi 4 Jalur KA nonaktif di Jawa Barat. Ke-4 jalur KA ini adalah rute Cibatu – Garut – Cikajang (47,5 km), Rancaekek – Tanjungsari (11,5 km), Banjar – Pangandaran – Cijulang (82 km), dan Bandung – Ciwidey (37,8 km). Reaktivasi jalur ini sangat potensial bagi pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara, serta wilayah selatan Jawa Barat.

Untuk tahap awal, KAI akan memprioritaskan reaktivasi jalur Cibatu – Garut. Jalur yang ditutup pada tahun 1982 ini memiliki rute sepanjang 19,3 km. Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik.

Di wilayah Garut sendiri, terdapat potensi wisata seperti Puncak Curug, pemandian air panas, Taman Gunung Papandayan & Guntur, Candi Cangkuang, Kampung Naga, dan lainnya. Adapun komoditas unggulan Garut yang dapat didistribusikan melalui kereta api misalnya olahan cokelat, hasil pertanian, hasil perkebunan, olahan kulit, dan sebagainya.

Dari total 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 KK yang akan mendapatkan uang bongkar. Sampai dengan 16 Januari 2019, sudah 218 KK (23,93%) yang sudah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank. Setelah menerima uang bongkar, masyarakat secara sukarela membongkar bangunnannya sendiri karena mereka menyadari bahwa bangunannya berada diatas aset KAI.

“KAI berharap dukungan dari berbagai pihak agar program reaktivasi di Jawa Barat ini dapat berjalan dengan lancar,” ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro. Edi menambahkan, untuk jalur Cibatu – Garut ditargetkan akan selesai di tahun 2019. “Untuk ketiga jalur lainnya, diharapkan selesai dalam tiga tahun kedepan,” tutup Edi.