
Jurnalbisnis – Tidak hanya produk seafood dan pertanian, produsen Indonesia juga mengekspor hewan ternak hidup, salah satunya adalah domba yang dikirim ke Brunei Darussalam pada 19 Desember silam menggunakan pesawat udara dari Surabaya.
Pengiriman perdana domba berjumlah 370 ekor yang dipasok Koperasi Cita Berdikari, merupakan bagian dari 1.200 ekor domba yang dipesan PDS, perusahaan pensuplai daging terbesar di Brunei, untuk pengiriman Desember 2020.
Menurut Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko,”Pasar Brunei selama ini didominasi domba asal Australia, dan tibanya domba dari Indonesia ini, berkontribusi membantu masyarakat Brunei Darussalam akan kebutuhan daging segar. Karena selama masa pandemi Covid-19, dari Brunei tidak dapat mengirimkan inspektur halal ke luar negeri sehingga mengurangi masuknya daging impor.”
Diperlukan rata-rata 1.500 ekor daging domba potong untuk memenuhi kebutuhan daging segar di Brunei Darussalam.
Saat ini, daging kambing dan domba sangat sulit dicari di Brunei dan jika tersedia, harganya bisa 2 kali lipat dari harga normal (mencapai BND 34 per kilogram).
Selanjutnya domba asal Jawa Timur itu ditempatkan dan disembelih di fasilitas penyembelihan milik PDS, dan dagingnya didistribusikan ke distributor, restoran dan supermarket.
PDS Abbatoir didirikan pada tahun 1998, dengan kegiatan utama adalah Rumah Potong Hewan dan juga mengimpor sapi, dan memproduksi produk olahan dari daging sapi dan ayam seperti kornet, burger, sosis, daging cincang, dan daging beku.
Berdasarkan data tahun 2018, pangsa pasar PDS di industri daging sapi Brunei diperkirakan sekitar 28,5%.