Transformasi digital di sektor perbankan bergerak sangat cepat. Setiap bulan ada saja perusahaan teknologi keuangan atau fintech yang menawarkan produk jasa investasi menggunakan perangkat lunak serba otomatis berdasarkan konsep matematis seperti deep learning dan big data yang ditujukan bagi segmen individu atau korporasi.
Dan salah satu yang kini sedang booming adalah Robo-Advisor, atau platform layanan pengelola investasi online menggunakan perangkat lunak guna mengkonstruksi dan menyeimbangkan portofolio nasabah pada reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek (ETF) dan juga produk keuangan alternatif dengan biaya jasa yang lebih murah dibanding perusahaan jasa keuangan pada umumnya.
Berdasarkan data perusahaan konsultasi global McKinsey, pada 2020 penjualan online produk investasi dan tabungan akan meningkat dari saat ini sebesar 20 persen menjadi 35 persen. Namun untuk perusahaan penyedia jasa pengelolaan investasi online dengan robo-advisor masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi khususnya untuk menyediakan sarana interaksi nasabah dengan tim penasehat keuangan, baik melalui saluran chat, blog, video dan sosial media.
Meski dinilai sebagai pesaing dari perusahaan pengelola investasi keuangan konvensional, namun banyak perusahaan fintech penyedia layanan Robo-advisor sendiri melihat pesaing utama justru adalah perusahaan penyedia platform global seperti Amazon, Google dan Alibaba, yang menawarkan layanan keuangan dan perbankan yang sudah terstandarisasi.
Baca selengkapnya
Wenn Computer die private Geldanlage übernehmen