Kabar Tri Merger dengan Indosat Masih Belum Jelas

Jurnalbisnis – CK Hutchison Holding Ltd, perusahaan telekomunikasi asal Hong Kong yang juga pemegang saham mayoritas Tri Indonesia, dikabarkan sedang merundingkan rencana merger dengan PT Indosat Tbk, yang dimiliki perusahaan Qatar, Ooredoo QPSC.

Rencana merger ini akan menyodorkan penawaran dalam bentuk tunai dan saham sementara kedua perusahaan nantinya akan menjadi pemegang saham mayoritas pada entitas baru.

Menurut berita yang dilansir Bloomberg Selasa (22/12), pengumuman merger akan dilakukan pekan ini, meski sejauh ini struktur perjanjian belum selesai, dan ada kemungkinan negosiasi akan tertunda atau bahkan batal.

Baik perwakilan CK Hutchison maupun Ooredoo yang diminta untuk memberikan konfirmasi mengenai rencana merger oleh media lokal masih belum memberikan tanggapan.

Sebelumnya di tahun 2019, CK Hutchison sempat dikabarkan mendekati Axiata Group Bhd, pemilik PT XL Axiata untuk potensi merger di Indonesia. Namun rumor itu hilang begitu saja tanpa ada kelanjutan yang jelas.

Sementara Ooredoo saat ini merupakan pemegang 65% saham di Indosat, dan nilai saham Indosat meningkat sekitar 90% tahun ini, yang menghasilkan valuasi sebesar US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 31,3 triliun (kurs Rp 14.100).

Indosat menyumbang 23% dari total pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Ooredo pada tahun 2019 dan hingga akhir September, Indosat mencatat jumlah pengguna sebesar 60,4 juta di Indonesia.

Sedangkan, Hutchison Asia Telecommunication, bagian dari bisnis CK Hutchison, mempunyai anak perusahaan di Indonesia, Vietnam, dan Sri Lanka dengan total jumlah pelanggan aktif sebanyak 48,8 juta, berdasarkan laporan keuangan sementara terakhir.

Kontribusi Tri Indonesia pada semester pertama 2020
menyumbang HK$ 3,95 miliar atau sekitar Rp 7,2 triliun (kurs Rp 1.800), atau 87 % dari total pendapatan Hutchison Asia dan merupakan satu-satunya yang menyumbang hasil EBITDA positif untuk Hutchison Asia.