Jurnal Bisnis – Ekspor porang atau konjac semakin meningkat di semester I-2021, volumenya naik 160% atau mencapai 14,8 ribu ton. Namun sejauh ini Indonesia belum masuk lima besar eksportir porang dunia.
“Untuk semester pertama 2021 ini, ekspor porang Indonesia sudah mencapai 14,8 ribu ton. Meningkat 160% dibanding semester I-2019 yang jumlahnya 5,7 ribu ton, Namun sayangnya harus melalui negara lain, tak langsung ke negara konsumen,” kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Minggu (18/07).
Negara pengimpor porang utama di dunia antara lain negara-negara di Asia Timur dan Eropa. Di Asia Timur, porang digunakan untuk pembuatan makanan, kosmetik dan industri. Selama ini ekspor Indonesia biasanya berbentuk chip yang merupakan bahan baku untuk pasokan industri.
“Teman-teman di produksi berusaha meningkatkan kapasitas produksi dan melakukan hilirisasi. Kementerian pertanian misalnya sedang memacu agar ada perluasan lahan porang hingga bisa memproduksi 100 ribu ton. Kementerian perindustrian juga pasti punya rencana agar produk porang Indonesia dilakukan hilirisasi sehingga nilai tambahnya semakin besar. Untuk itu Kementerian Perdagangan akan mendukung dari segi akses perdagangan, promosi, negosiasi perdagangan dan lain-lain,” papar Jerry.
Membuka akses pasar, lanjut Jerry, bisa dilakukan dengan dua jalan yaitu melakukan business matching secara intensif dan melalui diplomasi perdagangan dalam perjanjian dagang. Khususnya Pasar Eropa, Jerry akan berupaya agar porang Indonesia bisa melakukan perluasan penetrasi di pasar-pasar seperti Jerman dan Italia. Ia melihat peluang memanfaatkan pembahasan Indonesia-European Union CEPA sebagai sarana untuk itu.
“Pada dasarnya semua perjanjian perdagangan itu bisa kita manfaatkan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas perdagangan semua produk Indonesia, termasuk Porang. Saya berharap produk porang kita bisa makin berjaya dan bisa memenuhi kualitas serta kuantitas yang diminta negara tujuan, ujar Jerry.