Ekonomi Indonesia Mulai Membaik di Kuartal IV

Jurnalbisnis – Ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 menunjukan tanda pemulihan dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, guna mempertahankan momentum pemulihan ekonomi, pemerintah berkomitmen tetap menjaga daya beli melalui belanja negara.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, sejumlah indikasi pemulihan ekonomi dari sisi asumsi makro, terlihat dari membaiknya harga komoditas baik batubara, crude palm oil (CPO) atau minyak sawit, maupun minyak dan gas bumi (migas).

Harga minyak bumi dalam satu bulan terakhir mulai bergerak di kisaran US$ 40-US$ 50 per barel, setalah pernah berada di kisaran harga negatif pada bulan Maret silam.

Sementara dari sisi komponen pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani menilai meski ada pemulihan, tapi masih belum mencapai level sebelum pandemi. Baik konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan perdagangan internasional.

Untuk motor penggerak ekonomi di tahun 2020, belanja negara masih menjadi tumpuan dengan pengkonsentrasian pada upaya mendukung konsumsi masyarakat terutama kalangan warga miskin.

Dengan anggaran belanja negara Rp 2.739,2 triliun, diperkirakan dapat menjadi bantalan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi covid-19.

“Dengan bansos, bantuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan relaksasi perpajakan ekonomi terlihat sudah mulai pulih,” kata Menkeu dalam seminar bertajuk Outlook Perekonomian Indonesia, Selasa (22/12).

Menurut Sri Mulyani hal itu terlihat dari naiknya Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada November 2020 yang sudah menyentuh level 50. Sementara, impor barang modal juga mengalami lonjakan.

Selanjutnya untuk bulan Desember telah disiapkan dana sebesar Rp 432,5 triliun akan dimanfaatkan pemerintah sebagai bantalan ekonomi.

Hingga 16 Desember 2020 realisasi stimulus telah mencapai Rp 217,28 triliun setara 94% dari pagu sejumlah Rp 230,21 triliun.