(TEMPO.CO) PT. Siam Cement Group Indonesia (SCG) masih mengandalkan pasar domestik pada semester II tahun 2017 untuk menopang penjualan perusahaan. Padahal, industri semen nasional tengah mengalami kondisi over supply alias stok berlebih. Menanggapi hal itu, Nantapong Chantrakul, Country Director PT. Siam Cement Group Indonesia (SCG), menyampaikan belum berencana meningkatkan kapasitas ekspor pada paruh kedua tahun ini. Perusahaan asal Thailand tersebut masih optimis jika produk semennya dapat terserap di pasar domestik.
“Semua investasi [SCG] di Indonesia ditujukan untuk local market. Hanya sedikit porsi untuk ekspor, terhitung hanya kurang 5 persen dari total produksi,” kata Nantapong, Kamis, 10 Agustus 2017.
Menurut data yang dihimpun oleh Asosiasi Semen Indoensia (ASI), permintaan semen secara nasional pada semester I tahun 2017 menurun sebanyak 1,3 perse, dari 29,4 juta ton menjadi 28,99 juta ton. Kendati permintaan semen nasional menurun, namun utilitas pabrik masih mencapai 85-90 persen yang menyebabkan komoditas tersebut menjadi over supply.
ASI mencatat, kondisi over supply membuat beberapa manufaktur semen nasional mengalihkan produknya ke pasar ekspor. Hasilnya, kinerja ekspor semen nasional dilaporkan meningkat 75 persen pada semester I tahun 2017 atau sekitar 1,1 juta ton.
Menghadapi kendala over supply, SCG telah menyiapkan diri dengan melakukan diversifikasi bisnis. Bentuk diversifikasi tersebut dengan melakukan investasi ke sektor lain, seperti chemical, building material, dan packaging.
“Saat ini aset kami di Indonesia sekitar USD 1,4 miliar dengan nilai kontribusi 42 persen chemical, 56 persen material building, dan 2 persen packaging,” kata Nantapong.
Selain itu, SCG juga mengambil langkah hilirisasi dengan produk turunan berupa beton, pipa, dan keramik. SCG mengklaim sebanyak 30 persen dari produksi semennya dapat terserap oleh anak usahanya, yakni SCG Readymix sebagai bahan baku beton.
Sumber
Semen Nasional Over Supply, SCG Tetap Andalkan Pasar Domestik
Image
www.emaze.com
Artikel Terkait