Vuzix di TGS 2025 Tampilkan Kacamata Pintar yang Lakukan Terjemahan Secara Langsung

GADGET & TECH ~ Dalam event Tokyo Game Show 2025, Vuzix Japan menampilkan kacamata pintar yang dapat digunakan para penderita gangguan pendengaran.

Di stan Vuzix, dilakukan demo transkripsi menggunakan perangkat wearable berbasis Android OS “Vuzix M400” (harga mulai dari 55.550 yen/sekitar Rp6,2 juta), yang dilengkapi layar OLED serta kamera, mikrofon, dan speaker internal, dan perangkat lunak konferensi video “Vuzix Video Conference for Zoom” (lisensi tahunan 26.400 yen/sekitar Rp3 juta).

“Kami menggunakan fungsi standar Zoom untuk transkripsi dan penerjemahan. Meskipun ada klaim bebas hambatan, tetap saja ada hambatan seperti gangguan pendengaran, kendala bahasa, dan ketidaktahuan akan aturan mainnya. Dengan mengatasi masalah ini, beragam orang dapat bermain gim dan menikmati streaming gim,” ujar Keiichiro Fujii, CEO dan Managing Director Vuzix Jepang sebagaimana dilansir Xtrend Sabtu (27/09).

Di Amerika Serikat, kacamata ini disebut “kacamata AI”, dan dalam industri manufaktur, AI digunakan untuk menganalisis rekaman dari kamera, dan para pekerja bekerja sambil melihat informasi terkini.

Dengan jam tangan pintar atau ponsel pintar, pengguna tidak langsung menyadarinya, tetapi dengan kacamata AI, bisa segera memeriksa informasi dengan cepat. Misalnya, meskipun AI menganalisis seseorang yang dicurigai mengutil di toko swalayan dan memberi tahu mereka, jika petugas toko memeriksanya di jam tangan pintarnya tiga menit kemudian, semuanya sudah terlambat. Dengan kacamata AI yang memiliki layar tepat di depan mata hal tersebut bisa langsung diantisipasi,” kata Fujii.

Fujii juga menunjukkan produk Vuzix Blade2 (harga sebenarnya sekitar 99.000 yen), kacamata pintar mandiri dengan OS Android yang dapat digunakan tanpa terhubung ke telepon pintar atau komputer.

“Alat ini dilengkapi mikrofon, dan semua yang diucapkan akan ditranskripsi dan ditampilkan di layar. Bahkan penyandang tuna rungu pun dapat melihat percakapan dalam format teks hanya dengan menyalakan dan memakainya. Alat ini juga dapat menerjemahkan dan menampilkan rapat dalam bahasa Inggris dan Mandarin,” ujar Fujii.

Vuzix Japan yang berkantor di Kota Okayama ini telah menandatangani kemitraan SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dengan Okayama Seagulls, anggota SV.LEAGUE, yang dimulai pada Oktober 2024. Saat ini, Vuzix Japan sedang melakukan eksperimen demonstrasi pengumuman di sejumlah arena olahraga yang ditranskripsi atau diterjemahkan secara real-time dan ditampilkan di kacamata pintar.

“Kami meminjamkannya kepada penyandang tuna rungu di pertandingan voli,” kata Fujii.

Stan Vuzix Japan di ajang Tokyo Game Show 2025 juga memamerkan kacamata pintar Vuzix Z100 (harga pasaran 87.450 yen/sekitar Rp9,8 juta), yang dapat dihubungkan ke ponsel pintar. Karena tidak memiliki OS bawaan (perangkat lunak dasar) dan menggunakan daya pemrosesan ponsel pintar untuk menampilkan gambar di layar, Vuzix Blade2 unggul dalam hal kemudahan penggunaan.

“Vuzix Blade2 memang agak tebal, tetapi memiliki OS dan CPU (unit pemrosesan pusat) bawaan dan dapat digunakan sebagai perangkat mandiri. Pengguna dapat memilih model yang paling sesuai dengan kebutuhan,” kata Fujii.

Menurut Fujii, perangkat ini dapat digunakan tidak hanya untuk mereka yang mengalami gangguan pendengaran tetapi juga untuk mendidik pekerja asing.

“Banyak pekerja asing yang dipekerjakan di sektor hospitality seperti merapikan tempat tidur di hotel. Ketika instruktur Jepang menggunakan Zoom atau alat lain di ponsel pintar mereka untuk memberikan instruksi, instruksi tersebut diterjemahkan langsung ke dalam bahasa asli pekerja asing dan hal ini bermanfaat karena meningkatkan pemahaman mereka,” kata Fujii.

Selain itu, Vuzix Blade2 juga dapat digunakan untuk pelatihan kerja, sehingga tampaknya memiliki berbagai macam aplikasi, termasuk dalam industri gim.

redaksi@jurnalbisnis.com