Serangan Siber Lumpuhkan Sejumlah Bandara di Eropa, Puluhan Ribu Penumpang Terdampak

=

GLOBAL ~ Bandara Brussels paling terdampak dalam serangan siber yang menargetkan sistem yang digunakan untuk prosedur check-in dan boarding hari Sabtu terhadap sejumlah bandara-bandara Eropa, yang dampaknya akan tetap terasa sampai hari Minggu. Operator bandara mengumumkan Sabtu Sabtu (20/09) malam separuh dari seluruh penerbangan akan dibatalkan pada hari berikutnya, yang bertujuan mencegah waktu tunggu yang lama dan pembatalan mendadak.

Sebanyak 35.000 penumpang dijadwalkan berangkat dari Bandara Brussels pada hari Sabtu. Para calon penumpang dihimbau untuk memeriksa status penerbangan sebelum menuju bandara dan hanya berangkat jika jadwal penerbangan telah dikonfirmasi.

Penumpang juga diingatkan untuk tiba di bandara tepat waktu — dua jam lebih awal untuk penerbangan Schengen dan tiga jam untuk penerbangan non-Schengen — dan untuk tetap mengikuti informasi terbaru melalui pengumuman bandara.

Akibat serangan siber terhadap penyedia layanan bandara, empat bandara di Eropa melaporkan masalah penanganan penumpang, termasuk diantaranya Berlin, Brussels, Dublin, dan London Heathrow, menurut organisasi induk pengendali lalu lintas udara Eurocontrol.

Tidak ada pembatasan lalu lintas udara di kawasan Eropa. Namun, karena penumpang tidak dapat diproses seperti biasa, terjadi penundaan dan antrean panjang.

Serangan siber terhadap penyedia layanan sistem penanganan penumpang tidak berdampak langsung terhadap Bandara Frankfurt, kata juru bicara operator Fraport. Namun, karena masalah di bandara lain, dampaknya mungkin juga terjadi di Frankfurt.

Perusahaan data penerbangan Cirium melaporkan 29 penerbangan dibatalkan antara Heathrow, Berlin, dan Brussels, sementara FlightAware mencatat “ratusan penundaan.”

Gangguan ini bermula dari serangan terhadap MUSE (Multi-User System Environment) milik Collins Aerospace, yang menyediakan sistem check-in, boarding elektronik, dan manajemen bagasi untuk ratusan bandara di dunia. Heathrow dan bandara-bandara hub Eropa lainnya bergantung secara langsung maupun tidak langsung pada sistem ini.

Juru bicara Collins Aerospace, perusahaan teknologi asal AS penyedia sistem penerbangan dan pertahanan, menyatakan “Kami sedang aktif berupaya menyelesaikan masalah ini dan memulihkan fungsionalitas penuh bagi pelanggan kami secepat mungkin. Dampaknya terbatas pada check-in elektronik dan penitipan bagasi, dan dapat dimitigasi dengan proses check-in manual.”

Analis keamanan penerbangan menilai, “Serangan ransomware terhadap infrastruktur AS dan Eropa bukanlah hal baru, tetapi insiden ini mungkin mencerminkan motif geopolitik di tengah meningkatnya ketegangan.” dan menyatakan “Meskipun belum terbukti, ini tampaknya bukan gangguan TI, melainkan lebih seperti operasi siber terkoordinasi—yang berpotensi terkait dengan Rusia.”

Uni Eropa baru-baru ini memperketat peraturan keamanan siber di tengah kekhawatiran akan ancaman Rusia dan Tiongkok. Namun, serangan terhadap pemasok asing ini—bukan infrastruktur Uni Eropa—mengungkap kerentanan dalam sistem pertahanan yang ada.

Dalam artikel editorial Financial Times memperingatkan, “Penerbangan adalah urat nadi ekonomi Uni Eropa. Insiden ini membuktikan bahwa serangan siber dapat mengganggu stabilitas seluruh benua.” Asosiasi maskapai penerbangan Eropa A4E mengeluarkan pernyataan mendesak: “Maskapai penerbangan, pemerintah, dan Uni Eropa harus berkolaborasi untuk merombak standar keamanan siber.”

redaksi@jurnalbisnis.com